EKBIS.CO, JAKARTA -- Sebagai informasi, beban puncak sistem Aceh sekarang berkisar 320 MW sampai dengan 340 MW. Kehadiran PLTA Peusangan di Aceh sendiri dinilai sangat penting untuk menambah pasokan listrik karena saat ini sistem kelistrikan Aceh bertumpu pada beberapa unit pembangkit utama dari sistem Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) dan dua pembangkit besar yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Nagan Raya 160 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Arun 184 MW.
"Ketika salah satu pembangkit ini mengalami gangguan, maka dapat berpengaruh terhadap kestabilan sistem dan mengganggu sistem
kelistrikan secara keseluruhan. Selain itu apabila terdapat gangguan transmisi pada sistem Sumbagut, maka sistem kelistrikan Aceh akan mengalami gangguan secara keseluruhan," kata Agung.
Agung menambahkan, alasan di atas menjadikan kehadiran PLTA Peusangan dan transmisi sangat penting untuk menambah pasokan energi yang lebih besar. Selain itu dengan beroperasinya PLTA Peusangan, PLTD Ayangan 20 MW yang selama ini beroperasi melayani pelanggan Takengon dan sekitarnya dapat di matikan sehingga Biaya Pokok Penyediaan (BPP) semakin baik.
Selain pembangunan PLTA Peusangan, PLN juga tengah membangun transmisi yang menjadi penghubung antara Bireuen dengan Takengon dan membangun jaringan distribusi di Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Bireun. Pembangunan jaringan distribusi tersebut telah selesai 100 persen. Pembangunan transmisi Bireun-Takengon merupakan bagian yang sangat penting dalam proses penyaluran energi yang nantinya akan dibangkitkan oleh PLTA Peusangan.