Penyelamatan Garuda Indonesia yang terus berjalan
Tak hanya itu, sejumlah restrukturisasi pun digalakkan dengan tingkat keberhasilan yang memuaskan seperti PT Garuda Indonesia.
Program restrukturisasi memberikan dampak positif bagi Garuda. Sempat mengalami turbulensi keuangan akibat kesalahan tata kelola di masa lampau hingga terpaan pandemi, Garuda mampu kembali bangkit dan terbang tinggi.
Kesehatan keuangan Garuda tercermin dalam peringkat IdBBB dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) atas kemampuan kinerja perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka panjang atas efek utang yang dikelolanya. Perolehan peringkat tersebut menunjukkan bahwa Garuda Indonesia memiliki outlook yang stabil serta kemampuan yang memadai untuk memenuhi komitmen jangka panjangnya.
PT Garuda Indonesia (Persero) optimistis mampu mencatatkan pendapatan 3 miliar dolar AS atau sekitar Rp 49 triliun pada 2024 dengan melakukan berbagai strategi. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan bahwa kinerja perusahaan kini sudah mulai membaik meski ia juga mengakui bahwa pendapatan perusahaan terbatas karena jumlah armada yang sedikit.
Garuda Indonesia pada Kuartal I tahun ini berhasil membukukan pendapatan usaha secara grup sebesar 711,98 juta dolar AS atau tumbuh sebesar 18,07 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya. Capaian tersebut turut didukung pertumbuhan pendapatan di berbagai lini, termasuk penerbangan berjadwal yang tumbuh sebesar 18,19 persen menjadi sebesar 599,01 juta dolar AS, penerbangan tidak berjadwal yang tumbuh sebesar 53,57 persen menjadi sebesar 19,67 juta dolar AS, dan pendapatan lainnya yang juga mencatatkan peningkatan sebesar 11,92 persen menjadi 92,28 juta dolar AS.
"Adapun pada tahun 2023 lalu, fundamen kinerja Garuda Indonesia juga menunjukkan tren positif, selaras dengan komitmen perusahaan dalam mengimplementasikan corrective actions inisiatif-inisiatif yang menghasilkan sejumlah capaian krusial," kata dia.
Selain berhasil mencatatkan laba bersih sebesar 251,99 juta dolar AS dan menyelesaikan pembayaran utang secara penuh kepada para kreditur dengan nilai utang hingga Rp 255 juta sesuai skema perjanjian perdamaian yang mendapatkan putusan homologasi.
Garuda Indonesia juga berhasil mengoptimalkan strategi perbaikan ekuitas perseroan serta pembentukan sinking fund yang memberikan dampak positif pada posisi ekuitas perusahaan.
“Melalui berbagai inisiatif kinerja perusahaan yang berkelanjutan, dengan landasan bisnis yang simple, profitable, dan full-service, serta outlook industri aviasi yang telah kembali ke situasi sebelum pandemi, kami meyakini bahwa upaya untuk membawa perusahaan kembali sehat dapat berjalan on the track sesuai roadmap penyehatan kinerja yang terus kami perkuat,” kata Irfan.