Senin 21 Oct 2024 10:29 WIB

10 Tahun BUMN di Bawah Jokowi

BUMN kini beraset Rp 10.402 triliun dengan kontribusi laba bersih Rp 327 triliun.

Rep: Friska Yolanda/ Red: Lida Puspaningtyas
Gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI
Foto:

Kebijakan energy security dengan memperbaiki kinerja sektor migas dan pertambangan

Restrukturisasi holding subholding mendorong perbaikan kinerja perusahaan minyak dan gas (migas). Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan sejak restrukturisasi organisasi, tren kinerja keuangan konsolidasian Pertamina positif dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Di sisi berbeda, kinerja operasional di seluruh lini baik holding dan subholding juga semakin solid dan andal.

Pertamina yang menjadi holding migas tumbuh secara konsisten. Pada 2023, PT Pertamina mencatatkan total laba sebesar  4,77 miliar dolar AS atau sekitar Rp 72,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.255 per dolar AS). Angka ini merupakan tertinggi dibandingkan yang lain.

Menurut Nicke, restrukturisasi holding subholding mengedepankan peran kolaborasi aktif melalui orkestrasi sejumlah inisiatif strategis di sektor finansial.

Sementara itu, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Subholding Gas PT Pertamina (Persero), pada Semester I 2024 membukukan laba sebesar 187 juta dolar AS. Angka itu tumbuh 28 persen dibandingkan 145 juta dolar AS pada Semester I 2023.

"Secara keseluruhan, perseroan telah menunjukkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan profitabilitas yang meningkat," ujar Dirut PGN Arief Setiawan Handoko.

Tantangan sektor energi ke depan memang tidak mudah karena sumber-sumber minyak dan gas di dalam negeri kian terbatas. Pemerintah bahkan hanya menargetkan lifting minyak sebesar 600 ribu barel per hari pada 2025. Ini mendorong Pertamina melalui anak usaha untuk mendorong eksplorasi sumur-sumur baru.

Di sisi lain semua negara sedang mengarah kepada pengembangan  energi baru terbarukan (EBT). Dibutuhkan inovasi dan investasi yang besar agar sektor ini dapat terus tumbuh.

BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia atau MIND ID, juga konsisten membukukan pertumbuhan kinerja positif yang akhirnya berkontribusi positif pada energy security. Hal itu tergambar pada laba bersih perusahaan yang semester I 2024 tumbuh melejit menyentuh 38 persen.

Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso menyampaikan perusahaan merealisasikan berbagai rencana strategis pada 2023 sehingga mampu mendorong penguatan kinerja keuangan yang baik. MIND ID juga berhasil mempertahankan laju produksi sejumlah komoditas tambang guna meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral Indonesia mulai dari nikel, tembaga, timah, batu bara, hingga emas dan perak.

"MIND ID mendapat mandat dari pemerintah untuk dapat mengelola komoditas mineral Indonesia agar memiliki nilai tambah yang baik, serta mampu menjaga kondisi perusahaan agar terus berada dalam kondisi yang prima khususnya dalam mendukung berbagai program ekonomi pemerintah," ujarnya.

Dalam kurun lima tahun terakhir, total aset MIND ID mengalami pertumbuhan hingga 57,22 persen, dari Rp 164,84 triliun pada 2019 menjadi Rp 259,18 triliun pada 2023. Compound Annual Growth Rate (CAGR) total aset Grup MIND ID dari 2019 hingga 2023 tercatat sebesar 9,47 persen.

MIND ID juga membangun aliansi strategis untuk ekspansi bisnis baru hilirisasi dengan fokus untuk mendapatkan kapabilitas ataupun teknologi baru sehingga mampu mengembangkan skala bisnis hilir dan industri lebih jauh. 

“Sebagai strategic holding yang mengemban amanat Pemerintah Indonesia, MIND ID memastikan seluruh langkah yang diambil selaras dengan mandat yang diberikan negara, yakni sebagai tulang punggung hilirisasi minerba Indonesia," imbuhnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement